Langsung ke konten utama

Postingan

EKSISTENSI TAUHID DAN SYIRIK

Oleh Fahrurozi Naim, S.Pd.I Jika mengamati kisah-kisah dalam ayat-ayat Al-Quran, pertarungan antara kebenaran dan kebatilan sudah menjadi sunnatullah [1] dalam kehidupan ini. Kehidupan ini tidak hanya didominasi oleh kebenaran saja bebas dari kejelekan. Begitu juga sebaliknya, tidak hanya didominasi oleh kejelekan bebas dari kebenaran.  Keadaan seperti ini sudah berlangsung sejak awal penciptaan manusia, Adam dan Hawwa. Kala itulah Allah melaknat Iblis karena kesalahannya dan Iblis bersumpah akan meneruskan permusuhan ini sepanjang zaman sampai hari akhir. [2] Sebagai mana tercantum dalam Alquran: قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau y
Postingan terbaru

Privacy Policy

Privacy Policy for www.satusaudara.com If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at jalanku85@gmail.com At www.satusaudara.com, the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected bywww.satusaudara.com and how it is used. Log Files Like many other Web sites, www.satusaudara.com makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track user’s movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable. Cookies and Web Beacons www.satusaudara.com does use cookies to store information

Langkah Mudah Para Salaf Mentadaburi Alquran

Para salaf sangat memperhatikan Al-quran. Dimulai dari masa sahabat ketika mereka bersama nabi hingga berakhirnya sebaik-baik kurun. Salah satu perhatian mereka yaitu dengan mentadaburinya serta menghayati makna kandungan ayat. Sehingga ada diantara mereka menghayati dan mentadaburi satu surat membutuhkan waktu yang sangat panjang. Tidak ukup hanya sekilas dan sepintas bacaan  saja, bahkan sebagian mereka menghabiskan waktu hingga 12 tahun. Demikian dalamnya tadabbur mereka terhadap ayat-ayat Al-quran hingga menimbulkan  kesan  yang sangat dalam  dihati. Ketika membaa ayat Al-quran dan melewati ayat-ayat yang menggambarkan keindahan mereka gembira, mengharap untuk bias meraihnya. Sebaliknya jika melewati ayat-ayat yang meneritakan kesediahan, azab dan siksa, mereka bersedih menangis karena takut kepada Allah  akan azab itu. Allah menggambarkan para sahabat dalam sebuah ayat: وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَر

GHULUW (BERLEBIH-LEBIHAN) MENYANJUNG ORANG-ORANG SHALIH

Definisi Ghuluw Ghuluw artinya melampaui batas. Dikatakan غلا- غلوا jika ia melampaui batas dalam ukuran. Alah berfirman: "Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. " (Qs. An Nisa': 171) Maksudnya melampaui batas dalam mengagungkan, baik dengan perkataan maupun kepercayaan. Sedangkan maksud larangan ghuluw adalah larangan mengangkat mahluk melebihi kedudukannya yang telah Allah tetapkan kepadanya. Berarti menetapkannya pada kedudukan yang tidak sepatutnya dimiliki selain Allah SWT. [1] Syaikh Abdurrahman As Sa'di berkata: "Allah melarang Ahli Kitab berlebih-lebihan dalam beragama. yaitu melampaui batas dan ketentuan yang disyariatkan kepada sesuatu yang tidak disyariatkan. Seperti perkataan orang-orang Nasrani dalam ghuluw mereka terhadap Isa bin Maryam dan mengangkatnya dari maqam nubuwwah dan risalah kepada maqam ketuhanan yang tidak layak disandang selain Allah