Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Langkah Mudah Para Salaf Mentadaburi Alquran

Para salaf sangat memperhatikan Al-quran. Dimulai dari masa sahabat ketika mereka bersama nabi hingga berakhirnya sebaik-baik kurun. Salah satu perhatian mereka yaitu dengan mentadaburinya serta menghayati makna kandungan ayat. Sehingga ada diantara mereka menghayati dan mentadaburi satu surat membutuhkan waktu yang sangat panjang. Tidak ukup hanya sekilas dan sepintas bacaan  saja, bahkan sebagian mereka menghabiskan waktu hingga 12 tahun. Demikian dalamnya tadabbur mereka terhadap ayat-ayat Al-quran hingga menimbulkan  kesan  yang sangat dalam  dihati. Ketika membaa ayat Al-quran dan melewati ayat-ayat yang menggambarkan keindahan mereka gembira, mengharap untuk bias meraihnya. Sebaliknya jika melewati ayat-ayat yang meneritakan kesediahan, azab dan siksa, mereka bersedih menangis karena takut kepada Allah  akan azab itu. Allah menggambarkan para sahabat dalam sebuah ayat: وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَر

GHULUW (BERLEBIH-LEBIHAN) MENYANJUNG ORANG-ORANG SHALIH

Definisi Ghuluw Ghuluw artinya melampaui batas. Dikatakan غلا- غلوا jika ia melampaui batas dalam ukuran. Alah berfirman: "Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. " (Qs. An Nisa': 171) Maksudnya melampaui batas dalam mengagungkan, baik dengan perkataan maupun kepercayaan. Sedangkan maksud larangan ghuluw adalah larangan mengangkat mahluk melebihi kedudukannya yang telah Allah tetapkan kepadanya. Berarti menetapkannya pada kedudukan yang tidak sepatutnya dimiliki selain Allah SWT. [1] Syaikh Abdurrahman As Sa'di berkata: "Allah melarang Ahli Kitab berlebih-lebihan dalam beragama. yaitu melampaui batas dan ketentuan yang disyariatkan kepada sesuatu yang tidak disyariatkan. Seperti perkataan orang-orang Nasrani dalam ghuluw mereka terhadap Isa bin Maryam dan mengangkatnya dari maqam nubuwwah dan risalah kepada maqam ketuhanan yang tidak layak disandang selain Allah

BAHAYA DUKUN DAN AKIBATNYA

1. Pengertian Dukun adalah orang yang mengambil informasi pendengaran dari setan yang mencuri pendengarandari langit. Al-Baghawy berkata, "Al-'Arraf (orang pintar) ialah orang yang mengaku tahu dengan menggunakan isyarat-isyarat untuk menunjukkan barang curian atau tempat barang hilang dan semacamnya. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah kahin (dukun), padahal kahin adalah orang yang memberitahukan perkara-perkara gaib yang akan terjadi dimasa datang. Ada pula yang mengatakan, yaitu orang yang memberitahukan apa yang tersimpan dalam hati seseorang." Abul Abas Ibnu Taimiyah berkata, Al-'Araf adalah sebutan untuk tukang ramal, ahli nujum, tukang ramal, peramal nasib dan sebangsanya, yang menyatakan tah u tentang perkara-perkara (yang tidak diketahuioleh orang lain) dengan cara-cara tersebut.") [1] Ibnu Hajar Al-Atsqalany berkata, Dukun adalah orang yang mengabarkan beberapa perkara tyang tersembunyi sebaginan besara namun mayoritas salah. Dan i