بسم الله الرحمن الرحيم
HADITS-HADITS
SHAHIH
SEPUTAR
HAJJI MABRUR & ‘UMRAH
1. SEGERA HAJJI BILA ADA KEMAMPUAN
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَرَادَ الْحَجَّ فَلْيَتَعَجَّلْ
Dari Ibnu Abbas, ia berkata;
Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa
yang hendak berhajji, maka hendaknya ia bersegera." HR Abu Dawud 1472,
shahih.
Ibnu Majah menambahkan:
فَإِنَّهُ قَدْ يَمْرَضُ الْمَرِيضُ وَتَضِلُّ الضَّالَّةُ
وَتَعْرِضُ الْحَاجَةُ
“Karena mungkin akan
terserang penyakit, tersesat atau terkungkung/ terkurung kebutuhan." HR Ibnu
Majah 2874, shahih.
Riwayat Ahmad dengan redaksi lain yaitu:
تَعَجَّلُوا إِلَى الْحَجِّ يَعْنِي
الْفَرِيضَةَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَا يَدْرِي مَا يَعْرِضُ لَهُ
"Segeralah kalian
melaksanakan hajji yakni kewajiban hajji, karena salah seorang dari kalian
tidak mengetahui apa yang akan terjadi padanya." HR Ahmad 2721, shahih.
2. HAJJI ADALAH SEBAIK-BAIK JIHAD
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَهُ نِسَاؤُهُ عَنْ الْجِهَادِ فَقَالَ نِعْمَ
الْجِهَادُ الْحَجُّ
Dari 'Aisyah, ummul mu'minin
radliallahu 'anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa para
istri Beliau bertanya kepada Beliau tentang jihad, maka Beliau bersabda: "Sebaik-baik jihad (bagi kaum wanita) adalah hajjii".
HR Bukhari 2664.
3. HAJJI ADALAH JIHAD ORANG LEMAH
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَجُّ جِهَادُ كُلِّ ضَعِيفٍ
Dari Ummu Salamah radliallahu
'anha, ia berkata; "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: 'Hajji adalah jihad bagi setiap orang yang lemah'." HR Ibnu
Majah 2893, shahih.
4. HAJJI ADALAH JIHAD TANPA SENJATA
عَنِ الْحُسَيْنِ بن عَلِيًّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى
عَنْهُ ، قَالَ :جَاءَ رَجُلٌ إِلَى إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
، فَقَالَ : إِنِّي جَبَانٌ ، وَإِنِّي ضَعِيفٌ ، قَالَ : " هَلُمَّ إِلَى جِهَادٍ
لا شَوْكَةَ فِيهِ ، الْحَجُّ
".
Dari Husain bin ‘Ali ra,
bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi saw lalu berkata, “Sungguh aku ini
penakut. Sungguh aku ini orang lemah.” Beliau bersabda, “Marilah menuju jihad
yang tiada senjata padanya, yaitu hajji.” HR Thabarani 2841, shahih (Shahihul Jami’ 7044).
5.
HAJJI MABRUR ADALAH TAMU ALLOH
أن أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفْدُ اللَّهِ ثَلَاثَةٌ
الْغَازِي وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ
Abu
Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Tamu Allâh itu ada tiga, yaitu: orang yang berperang, orang yang
melakukan hajji dan orang yang melakukan umrah." HR Nasa`i 2578, shahih.
6.
HAJJI PALING UTAMA
عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْحَجِّ أَفْضَلُ
قَالَ الْعَجُّ وَالثَّجُّ
Dari
Abu Bakr Ash Shiddiq bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya;
"Hajji apa yang paling utama?" Beliau menjawab: "’Ajju
dan tsajju (yaitu)
Mengangkat
suara pada saat talbiyah dan menyembelih hewan." HR Tarmidzi 757, shahih.
7. MEMBAGI MAKANAN SAAT HAJJI, AGAR MABRUR
عَنْ
جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَا بِرُّ الْحَجُّ ؟ قَالَ : إِطْعَامُ الطَّعَامِ ، وَطِيبُ الْكَلاَمِ .
Jabir ra berkata, Rasulullah
saw ditanya: Apakah mabrurnya hajji itu? Beliau menjawab, “Memberi makanan dan
perkataan yang baik.” HR Hakim 1778, shahih.
8.
PAHALA HAJJI MABRUR
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْحَجُّ
الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Dari Abu Hurairah radliallahu
‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: "Hajji mabrur tiada balasannya kecuali Jannah". HR
Bukhari 1650.
9. HAJJI MENGHAPUS DOSA
‘Amr bin ‘Ash ra berkisah:
“Ketika Allâh menjadikan Islam di dalam hatiku, maka aku mendatangi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam dan kukatakan, 'Bentangkan tangan kananmu, maka aku akan
membaiatmu', maka beliau membentangkan tangan kanannya." Amru bin al Ash
berkata, 'Lalu aku memegang tanganku'. Beliau bertanya: 'Ada apa denganmu wahai
Amru? ' Aku menjawab, 'Aku ingin memberikan persyaratan.' Beliau bersabda:
"Kamu meminta syarat apa? ' Aku menjawab, 'Dengan syarat aku diampuni.'
Beliau bersabda:
أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الْإِسْلَامَ يَهْدِمُ مَا كَانَ
قَبْلَهُ وَأَنَّ الْهِجْرَةَ تَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلِهَا وَأَنَّ الْحَجَّ يَهْدِمُ مَا
كَانَ قَبْله
"Apakah kamu tidak tahu
bahwa Islam telah menghapuskan dosa yang telah terdahulu, dan bahwa hijrah juga
menghapuskan dosa yang terdahulu, dan
hajji juga menghapuskan dosa
yang terdahulu.' HR Muslim 173.
10.
HAJJI DENGAN JALAN KAKI
Ibnu ‘Abbas berkata:
مَا آسَى عَلَى شَيْءٍ فَاتَنِي
مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا أَنِّي لَمْ أَحُجَّ مَاشِيًا حَتَّى أَدْرَكَنِي الْكِبـَـرُ.
أَسْمَعُ اللهُ تَعَالَى يَقُولُ:
يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ
“Aku
tidak sedih terhadap sesuatu yang terlewat dari dunia, selain bahwa aku belum
pernah hajji dengan berjalan kaki hingga tua. Kudengar Alloh Ta’ala mengatakan:
Mereka datang (ke Ka’bah) dengan jalan kaki dan di atas tiap onta kurus.” [Baihaqi dalam Syu’abul
Iman 3694, hadits mauquf.]
11.
PAHALA LANGKAH ORANG HAJJI
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: سَمِعْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " مَا يَرْفَعُ إِبِلُ
الْحَاجِّ رِجْلًا وَلَا يَضَعُ يَدًا إِلَّا كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً،
أَوْ مَحَى عَنْهُ سَيِّئَةً، أَوْ رَفَعَهُ بِهَا دَرَجَةً
Dari
Ibnu ‘Umar, dia mendengar Nabi saw bersabda, “Tidaklah onta-onta orang yang
pergi berhajji mengangkat kakinya, dan tidak pula ia letakkan tangannya,
melainkan Alloh mencatat baginya 1 kebaikan dengan sebab itu, atau Dia
menghapus darinya 1 kesalahan, atau Dia mengangkat dengannya 1 derajat.” HR
Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3821,
shahih.
12.
DOA HAJJI MUSTAJAB
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْغَازِي فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ
وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ
Dari
Ibnu 'Umar radliallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
bersabda: "Orang yang berperang di jalan Allâh, orang yang mengerjakan
ibadah hajji dan umrah adalah para tamu Allâh. Allâh memanggil mereka
dan mereka menjawab panggilan-Nya. Mereka meminta kepada Allâh, maka Dia
berikan permintaan mereka." HR Ibnu Majah 2884, shahih.
13.
HAJJI TIAP 5 TAHUN
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَقُولُ رَبِّي تَبَارَكَ وَتَعَالَى: إِنَّ عَبْدًا صَحَّحْتُ لَهُ جِسْمَهُ
وَأَوْسَعْتُ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ يَأْتِي عَلَيْهِ خَمْسُ سِنِينَ لَا يَفِدُ
إِلَيَّ لَمَحْرُومٌ"
Dari
Abu Sa’id al-Khudri, Rasulullah saw bersabda, “Rabbku Tabaraka wa Ta’ala
berkata: Sungguh seorang hamba yang telah kuberikan kesehatan bagi tubuhnya dan
kuluaskan rizkinya, jika masa 5 tahun melewatinya tanpa bertamu kepada-Ku
(pergi hajji), maka sungguh ia orang yang terhalang (dari kebaikan).”[1]
‘Ali bin Mundzir berkata, “Sebagian shahabat kami
mengabariku: Hasan bin Huyay senang dengan hadits ini, dan ia memakainya, dan
ia menyukai bagi orang yang kaya dan sehat untuk tidak meninggalkan ibadah hajji
hingga 5 tahun. ‘Ali bin Mundzir pernah ditanya berapa kali berhajji, maka dia
jawab, “Antara 56 hingga 58 kali.” HR Baihaqi dalam Syu’abul Iman
3837 bab Fadhlul
Hajji wal ‘Umrah, shahih.
14. FADHILAH WUQUF DI ‘ARAFAH
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ إِنَّ
اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي مَلَائِكَتَهُ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ
عَرَفَةَ فَيَقُولُ انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي أَتَوْنِي شُعْثًا غُبْرًا
Dari ‘Abdullah bin 'Amru bin
Al 'Ash bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya
pada malam 'Arafah Allâh membanggakan orang-orang (yang sedang wukuf) di
'Arofah kepada para malaikat-Nya seraya berkata: "Lihatlah hamba-hamba-Ku,
mereka mendatangi dengan rambut yang kusut dan badan penuh dengan debu."
HR Ahmad 6792, hadits hasan.
Dari ‘Abdurrahman bin Ya'mar
bahwa beberapa orang dari Najd menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam saat beliau sedang berada di Arafah. Mereka bertanya tentang hajji,
lalu beliau memerintahkan orang dan dia berseru:
الْحَجُّ عَرَفَةُ مَنْ جَاءَ لَيْلَةَ
جَمْعٍ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَقَدْ أَدْرَكَ الْحَجَّ أَيَّامُ مِنًى ثَلَاثَةٌ
فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ
عَلَيْهِ
'Hajji adalah Arafah,
barangsiapa yang datang pada malam Arafah sebelum terbit fajar, maka dia telah
mendapatkan hajji. Hari Mina adalah sebanyak tiga hari. Barangsiapa yang
tergesa-gesa kembali pada hari kedua, maka dia tidak berdosa. Barangsiapa yang
mengakhirkan, kembali pada hari ketiga juga tidak berdosa'." HR Tarmidzi
814, shahih.
قَالَتْ عَائِشَةُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ
اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ
يُبَاهِي بِهِمْ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ
‘Aisyah berkata;
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Tidak ada satu hari pun yang di hari itu Allâh lebih banyak membebaskan
hamba-Nya dari api neraka daripada hari 'Arafah, sebab pada hari itu Dia turun
kemudian membangga-banggakan mereka di depan para malaikat seraya berKalam: “Apa
yang mereka inginkan?” Muslim 2402.
15.
FADHILAH DOA DI HARI ‘ARAFAH
Fadhilah ini berlaku bagi orang yang sedang hajji
maupun tidak:
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ الدُّعَاءِ
دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dari 'Amru bin Syu'aib dari
ayahnya dari kakeknya bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Sebaik-baik do'a adalah do'a pada hari 'Arafah dan sebaik-baik apa yang
aku dan para Nabi sebelumku katakan adalah: "LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHUU
LAA SYARIIKALAHU LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'IN QADIIR
(Tiada Ilah melainkan Allâh semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah
segala kerajaan dan pujian dan Dialah Maha menguasai atas segala
sesuatu)." HR Tarmidzi 3509, hadits hasan.
16.
MENGHAJJIKAN ORANG LAIN
Untuk dapat menghajjikan
orang lain, disyaratkan sudah pernah melakukan hajji, berdasarkan hadits
shahih:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ رَجُلًا يَقُولُ لَبَّيْكَ عَنْ شُبْرُمَةَ
قَالَ مَنْ شُبْرُمَةُ قَالَ أَخٌ لِي أَوْ قَرِيبٌ لِي قَالَ حَجَجْتَ عَنْ نَفْسِكَ
قَالَ لَا قَالَ حُجَّ عَنْ نَفْسِكَ ثُمَّ حُجَّ عَنْ شُبْرُمَةَ
Dari
Ibnu ‘Abbas bahwa Nabi shalla Allâhu 'alaihi wa sallam mendengar seseorang
mengucapkan; LABBAIKA 'AN SYUBRUMAH (ya Allâh, aku memenuhi seruanmu untuk
Syubrumah), beliau bertanya: "Siapakah Syubrumah tersebut?" Dia
menjawab; saudaraku! Atau kerabatku! Beliau bertanya: "Apakah engkau telah
melaksanakan hajji untuk dirimu sendiri?" Dia menjawab; belum! Beliau
berkata: "Laksanakan hajji untuk dirimu, kemudian berhajjilah untuk
Syubrumah." HR Abu Dawud 1546, shahih.
17. MENGERASKAN BACAAN TALBIYAH
عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَنِي جِبْرِيلُ فَقَالَ يَا
مُحَمَّدُ مُرْ أَصْحَابَكَ فَلْيَرْفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّلْبِيَةِ فَإِنَّهَا
مِنْ شِعَارِ الْحَجِّ
Dari Zaid bin Khalid Al
Juhanni; ia berkata; "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: 'Jibril telah mendatangiku, seraya berkata; 'Wahai Muhammad.
Perintahkan para sahabatmu untuk mengeraskan suara mereka dengan talbiyah.
Karena itu termasuk syi'ar hajji'." HR Ibnu Majah 2914, shahih.
18.
FADHILAH SHALAT DI MASJID
QUBA`
أَنَّ أُسَيْدَ بْنَ ظُهَيْرٍ الْأَنْصَارِيَّ وَكَانَ
مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الصَّلَاةُ فِي مَسْجِدِ قُبَاءٍ كَعُمْرَةٍ
Usaid bin Zhuhair Al Anshari
- ia termasuk sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam- ia menceritakan
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
"Shalat di masjid Quba' pahalanya sebanding dengan ibadah umrah." HR
Tarmidz 298, shahih.
19.
20.
FADHILAH
SHALAT DI WADI ‘AQIQ
إِنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَادِي الْعَقِيقِ
يَقُولُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتٍ مِنْ رَبِّي فَقَالَ صَلِّ فِي هَذَا الْوَادِي الْمُبَارَكِ
وَقُلْ عُمْرَةً فِي حَجَّةٍ
'Umar
radliallahu 'anhu berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam ketika berada di lembah Al 'Aqiq: "Malaikat yag diutus oleh
Rabbku datang kepadaku dan berkata: "Shalatlah di lembah yang penuh
barakah ini dan katakanlah: "Aku berniat melaksanakan 'umrah dalam 'ibadah
hajji ini". HR Bukhari 1436.
21.
SA’I
DENGAN JALAN CEPAT
Seorang wanita berkata; Aku melihat Rasulullah saw melakukan
sa'i di bathnul masil dan bersabda:
لَا يُقْطَعُ الْوَادِي إِلَّا شَدًّا
“Lembah
ini tidak dikarungi kecuali dengan jalan cepat[2]." HR Nasa`I 2930, shahih.
22. HAJJI AKBAR ADALAH HARI NACHR
Abu Hurairah radliallahu
‘anhu berkata:
يَوْمُ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ يَوْمُ النَّحْرِ وَإِنَّمَا
قِيلَ الْأَكْبَرُ مِنْ أَجْلِ قَوْلِ النَّاسِ الْحَجُّ الْأَصْغَرُ
“Hari hajji akbar adalah
hari Nachr (penyembelihan qurban); tiada lain disebut akbar (terbesar),
karena orang-orang mengatakan hajji ashghar (hajji terkecil[3])".
HR Bukhari 2941.
BEBERAPA HADITS SHAHIH SEPUTAR ‘UMRAH
23.
‘UMRAH DI BULAN RAMADHAN
Ibnu 'Abbas radliallahu ‘anhuma mengabarkan:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam berkata kepada seorang wanita
dari Kaum Anshar yang disebut namanya oleh Ibnu 'Abbas radliallahu ‘anhuma
namun kami lupa siapa namanya: "Apa yang menghalangimu untuk menunaikan hajji
bersama kami?". Wanita itu berkata: "Kami memiliki seekor unta pengangkut
air, lalu ia sudah dipakai oleh ayah fulan dan anaknya (maksudnya adalah suaminya
dan anaknya) dan dia meninggalkan seekor unta lagi untuk mengangkut air.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:
فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِي
فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ حَجَّةٌ
"Apabila
datang bulan Ramadhan, laksanakanlah 'umrah karena 'umrah pada bulan Ramadhan
(seperti) 'ibadah hajji". HR Bukhari 1657.
24.
HAJJI
PLUS ‘UMRAH
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ
وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي
الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ
ثَوَابٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Dari
‘Abdullah bin Mas'ud berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: "Lakukanlah hajji dan umrah dalam waktu yang berdekatan, karena
keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan menghapus dosa sebagaimana ubup
pandai besi menghilangkan karat besi, emas dan perak. Tidak ada balasan hajji
mabrur kecuali syurga." HR Tarmidzi 738, shahih.
Maksudnya: Jika berhajji, lakukanlah ‘umrah. Jika
ber‘umrah, lakukanlah haji juga setelahnya. (Tuhfatul Ahwadzi 2/354)
25.
‘UMRAH MENGGUGURKAN
DOSA-DOSA
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ
كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا
Dari Abu Hurairah radliallahu‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ber-
sabda: "Umrah hingga 'umrah
berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya". HR
Bukhari 1650.
والله تعالى أعلم. وعلمه أتم. والحمد لله على ما علّم.
[ Oleh: Pusat Kajian Hadits HQA (Hamalatul Qur’an wal Atsar) Solo ]
[1]
Namun hukumnya tidak wajib. Hanya mandub/sunnah. Ibnu ‘Abbas berfatwa,
“Haji itu satu kali; siapa menambah berarti ibadah sunnah.” (al-Mir’âh
8/618)
[2] Ini adalah lebih utama, tetapi tidak wajib. Ibnu ‘Umar
ra berkata, “Jika aku sa’i antara Shafa dan Marwah dengan jalan cepat, sungguh
aku telah melihat Rasulullah saw melakukannya. Dan jika aku sa’i dengan jalan
biasa, maka sungguh aku juga telah melihat Rasulullah saw melakukannya. Dan aku
adalah seorang yang sudah tua (maka aku berjalan biasa). Riwayat Abu Dawud.
Ulama`
menegaskan, “Thawaf tidak mengapa dilakukan dengan jalan biasa tanpa lari/jalan
cepat, maka sa’i dengan jalan biasa tentu lebih boleh lagi.” (Syarhul
Misykah 9/188)
[3]
Haji ashghar: nama lain bagi ‘umrah. (Fathul Bari 4/29)
Komentar
Posting Komentar