Langsung ke konten utama

Sedekah Mambawa Barokah

Janji Allah itu pasti. Itulah apa yang kita yakini selama ini tapi sangat sulit untuk kita amalkan.
“Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. AR RUUM:6)
Janji Allah berupa kebaikan dunia dan akhirat bagi mereka yang selalu beramal shalih dan selalu taat akan perintahnya. tapi karena hati manusia sebagai hamba ini seringnya lalai dan lupa atau bahkan yang lebih tragis lagi kurang yakin dengan janji-janji tersebut, maka kebaikan-kebaikan itu tak dapat mereka raih.
Saya punya cerita tersendiri dengan janji Allah ini. Kisah ini terjadi pas bulan ramadhan sekitar 3 tahun yang lalu, ketika saya di Jakarta. Seperti biasa, kami mengadakan kegiatan kajian rutin mingguan membahas tentang Hadist Riyadhus shalihin. diujung acara setelah kajian selesai, panatia memberi pengumuman akan mengedarkan kotak infak. Saya berfikir untuk berinfak, ketika kotak lewat depan saya, saya langsung memasukkan uang Rp 10.000. memang jumlah itu tidaklah besar. Tapi sebagai mahasiswa jumlah itu lumayan ditambah lagi waktu itu saya lagi bener-bener gak ada uang. Uang yang tersisa hanya Rp 13.000. Otomatis setelah infaq uang itu sisa Rp 3.000. Dalam keyakinan saya Allah tidak melihat jumlahnya tapi berapa besar nilai uang itu bagi saya.
Selang beberapa hari, ada seorang teman memanggil saya.
“Akh, ni ana dapet titipan dari ust Zakaria” katanya sambil menyerahkan sebuah amplop.
“Oya jazakumullah Akh..”. Saya terima amplop itu dan memasukkannnya kesaku. Malamnya, dengan penuh penasaran saya buka amplop itu dan ternyata berisi uang Rp 100.000,- warna merah. Senangnya hati waktu itu karena saya kebetulan juga lagi butuh uang untuk transpot. Dalam hati saya berguman, ternyata janji Allah itu benar. Allah akan membalas dan melipat gandakan amal orang yang berinfaq shadaqah. Sesuai dengan firmannya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Q.S. Albaqarah:261)
Begitu nyata janji allah dihadapan kita.

Ibnu Naim
rozzynaim@yahoo.co.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadis-Hadis Shahih Seputar Haji Dan Umrah

بسم الله الرحمن الرحيم HADITS-HADITS SHAHIH SEPUTAR HAJJI MABRUR & ‘UMRAH 1.        SEGERA HAJJI BILA ADA KEMAMPUAN عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَرَادَ الْحَجَّ فَلْيَتَعَجَّلْ Dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang hendak berhajji, maka hendaknya ia bersegera." HR Abu Dawud 1472, shahih.                 Ibnu Majah menambahkan: فَإِنَّهُ قَدْ يَمْرَضُ الْمَرِيضُ وَتَضِلُّ الضَّالَّةُ وَتَعْرِضُ الْحَاجَةُ “Karena mungkin akan terserang penyakit, tersesat atau terku ng kung / terkurung kebutuhan." HR Ibnu Majah 2874, shahih.                 Riwayat Ahmad dengan redaksi lain yaitu: تَعَجَّلُوا إِلَى الْحَجِّ يَعْنِي الْفَرِيضَةَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَا يَدْرِي مَا يَعْرِضُ لَهُ "Segeralah kalian melaksanakan hajji yakni kewajiban hajji, karena salah seorang dari kalian tidak mengetahui apa yang akan terjadi

Akal Dalam Pandangan Islam

Di antara makhluk Allah lainnya, manusia merupakan makhluk yang paling istimewa. Kelebihan manusia terletak pada akalnya. Dengan akal, manusia menjadi makhluk yang brilian, mampu mengungguli hewan, tumbuhan dan benda-benda lainnya. Namun demikian, akal terkadang membawa bencana bagi manusia akibat tidak digunakan pada tempatnya. Akal yang keluar dari tugasnya laksana kereta yang keluar dari rel, menjerumuskan manusia ke jurang kesengsaraan. Tulisan ini akan mengungkap secara singkat rel akal tersebut. SEKILAS TENTANG AKAL Secara bahasa : Kata akal berasal dari bahasa arab ‘aqala-ya’qilu-aqlun yang bermakna menahan atau mencegah (al man’u). Dikatakan ‘aqala dawaun bathnahu maknanya obat menahan (mengobati) perutnya. Selanjutnya kata aqal dipakai untuk beberapa arti lain, seperti batu (al hajaru), melarang (an nahyu), diyat (denda) karenaseorang pembunuhaa enggiing unta ke rumah kel

Langkah Mudah Para Salaf Mentadaburi Alquran

Para salaf sangat memperhatikan Al-quran. Dimulai dari masa sahabat ketika mereka bersama nabi hingga berakhirnya sebaik-baik kurun. Salah satu perhatian mereka yaitu dengan mentadaburinya serta menghayati makna kandungan ayat. Sehingga ada diantara mereka menghayati dan mentadaburi satu surat membutuhkan waktu yang sangat panjang. Tidak ukup hanya sekilas dan sepintas bacaan  saja, bahkan sebagian mereka menghabiskan waktu hingga 12 tahun. Demikian dalamnya tadabbur mereka terhadap ayat-ayat Al-quran hingga menimbulkan  kesan  yang sangat dalam  dihati. Ketika membaa ayat Al-quran dan melewati ayat-ayat yang menggambarkan keindahan mereka gembira, mengharap untuk bias meraihnya. Sebaliknya jika melewati ayat-ayat yang meneritakan kesediahan, azab dan siksa, mereka bersedih menangis karena takut kepada Allah  akan azab itu. Allah menggambarkan para sahabat dalam sebuah ayat: وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَر