Langsung ke konten utama

INILAH JALAN KAMI


Hidup adalah perjuangan, siapa pun mengakui hal ini, apapun status dan jabatannya. Seseorang pasti akan melewati semua perjalanan hidupnya, melalui segala yang ada dihadapannya, susah atau senang, sedih atau gembira, penuh dengan perjuangan dan pengorbanan.

Hidup adalah pilihan. Selamat atau celaka, susah atau senang, sengsara atau bahagia, sukses atau gagal. Sebagai manusia yang normal yang mengikuti tabiat dan watak,maka pilihan itu jatuh pada yang berbau positif, menyenangkan, membahagiakan, kecintaan dan kesuksesan. Sangat tidak wajar kalau pilihan itu jatuh pada hal-hal yang mengarahkan pada negatif, inilah yang di sebut dengan kelainan tabiat.

 Hidup adalah ibadah. Tujuan utama diciptakan manusia dimuka bumi ini. Allah menciptakan manusia tidaklah sia-sia apalagi main-main, ada tujuan-tujuan tertentu salah satu nya ibadah. Kalau ibadah merupakan tujuan hidup manusia, maka selagi masih hidup tak ada celah dalam hidup ini kecuali ibadah. Segala sesuatu yang dilakukuan di dunia ini dari pagi sampai sore, dari kecil sampai mati, segala sisi, bentuk arah, cara, jalan, semuanya adalah ibadah. Dan perlu ditekankan bahwa ibadah itu ada syaratnya yaitu ikhlas pada Alah, artinya untuk Allah dan karena ALlah saja, dan mengikuti sunnah Rasulullah artinya menjadikan beliau contoh dalam ikhlas kepada Allah.

Sebagai seorang muslim tujuna hidupa haruslah jelas. Arah perjuangan dalam hidup ini haruslah mantap. Pilihan hidup ini haruslah membawa pada kebahagiaan yang hakiki bukan hal yang semu, tidak jelas dan tidak pasti. Karena hidup ini pasti mati juga pasti maka tujuan dan pilihan hidup harus pasti dan jelas, tujuan hidup ini ibadah, maka tujuan hidup ini adalah ibadah. Selain ibadah itu maksiat.

Dakwah adalah jalan perjuangan bagi setiap muslim, siapapun dia, kapan pun dan dimanapun. Dakwah kepada yang ma’ruf, jalan yang lurus yaitu jalannya para nabi, orang-orang shalih serta syuhada’ dan orang-orang yang shiddik. Ada ma’ruf pasti ada munkar. Kebenaran itu pasti diiringi dengan kebatilan. Itulah yang disebut dengan fitnah. Tujuan dakwah adalah menghilangkan fitnah yang ada dibumi ini karena fitnah ini yang menghalangi ibadah pada Allah secara sempurna. Apabila dakwah terhalang oleh tangan-tangan pembawa fitnah maka dakwah harus tetap berlanjut dan menang dengan dibela oleh senjata yaitu kekuatan. Maka inilah yang dimaksud dengan jihad fi sabilillah. Kemunkaran dan kebatilan pasti menghalangi jalan dakwah, maka jihad itu ada sepanjang zaman, karena dakwah ini ada sepanjang zaman selagi ada seorang muslim.

Inilah catatan sejarah perjalanan dakwah Rasulullah. Contoh yang jelas yang tak terbantahkan. Bagaimana jalan dakwah beliau tak mengenal kompromi dengan segala bentuk kekufuran dan kebathilan. Tak menyerah dengan segala bentuk kekuasaan.

Dari sinilah kita bias mengambil kesimpulan bahwa jalan hidup seorang muslim adalah dakwah dan jihad. Sebagaiman yang telah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat serta orang-orang shalih terdahulu. Dakwah dan jihad sebagai kendaraan perjuangan untuk menegakkan kalimat Allah dimuka bumi tidaklah menyenangkan. disana sini banyak sekali tantangan dan duri tajam. Sehingga diperlukan jiwa-jiwa yang tangguh dan berhati baja untuk ikut serta dalam kendaraan ini. Tidaklah heran mereka yang ikut serta dalam kendaraan ini sangatlah sedikit, mereka yang syahid menentang kedhaliman sangatlah sedikit. Ingat, Allah bersama yang sedikit.

كم من فئة قليلة غلبت فءة كثيرة بإذن الله

Wallahu a’lam bishshowab….

Ibnu Naim
rozynaim@yahoo.co.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadis-Hadis Shahih Seputar Haji Dan Umrah

بسم الله الرحمن الرحيم HADITS-HADITS SHAHIH SEPUTAR HAJJI MABRUR & ‘UMRAH 1.        SEGERA HAJJI BILA ADA KEMAMPUAN عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَرَادَ الْحَجَّ فَلْيَتَعَجَّلْ Dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang hendak berhajji, maka hendaknya ia bersegera." HR Abu Dawud 1472, shahih.                 Ibnu Majah menambahkan: فَإِنَّهُ قَدْ يَمْرَضُ الْمَرِيضُ وَتَضِلُّ الضَّالَّةُ وَتَعْرِضُ الْحَاجَةُ “Karena mungkin akan terserang penyakit, tersesat atau terku ng kung / terkurung kebutuhan." HR Ibnu Majah 2874, shahih.                 Riwayat Ahmad dengan redaksi lain yaitu: تَعَجَّلُوا إِلَى الْحَجِّ يَعْنِي الْفَرِيضَةَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَا يَدْرِي مَا يَعْرِضُ لَهُ "Segeralah kalian melaksanakan hajji yakni kewajiban hajji, karena salah seorang dari kalian tidak mengetahui apa yang akan terjadi

Akal Dalam Pandangan Islam

Di antara makhluk Allah lainnya, manusia merupakan makhluk yang paling istimewa. Kelebihan manusia terletak pada akalnya. Dengan akal, manusia menjadi makhluk yang brilian, mampu mengungguli hewan, tumbuhan dan benda-benda lainnya. Namun demikian, akal terkadang membawa bencana bagi manusia akibat tidak digunakan pada tempatnya. Akal yang keluar dari tugasnya laksana kereta yang keluar dari rel, menjerumuskan manusia ke jurang kesengsaraan. Tulisan ini akan mengungkap secara singkat rel akal tersebut. SEKILAS TENTANG AKAL Secara bahasa : Kata akal berasal dari bahasa arab ‘aqala-ya’qilu-aqlun yang bermakna menahan atau mencegah (al man’u). Dikatakan ‘aqala dawaun bathnahu maknanya obat menahan (mengobati) perutnya. Selanjutnya kata aqal dipakai untuk beberapa arti lain, seperti batu (al hajaru), melarang (an nahyu), diyat (denda) karenaseorang pembunuhaa enggiing unta ke rumah kel

Langkah Mudah Para Salaf Mentadaburi Alquran

Para salaf sangat memperhatikan Al-quran. Dimulai dari masa sahabat ketika mereka bersama nabi hingga berakhirnya sebaik-baik kurun. Salah satu perhatian mereka yaitu dengan mentadaburinya serta menghayati makna kandungan ayat. Sehingga ada diantara mereka menghayati dan mentadaburi satu surat membutuhkan waktu yang sangat panjang. Tidak ukup hanya sekilas dan sepintas bacaan  saja, bahkan sebagian mereka menghabiskan waktu hingga 12 tahun. Demikian dalamnya tadabbur mereka terhadap ayat-ayat Al-quran hingga menimbulkan  kesan  yang sangat dalam  dihati. Ketika membaa ayat Al-quran dan melewati ayat-ayat yang menggambarkan keindahan mereka gembira, mengharap untuk bias meraihnya. Sebaliknya jika melewati ayat-ayat yang meneritakan kesediahan, azab dan siksa, mereka bersedih menangis karena takut kepada Allah  akan azab itu. Allah menggambarkan para sahabat dalam sebuah ayat: وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَر