Langsung ke konten utama

Istriku, Rumahku

Pernahkah kita melihat, seorang suami yang begitu gamang hatinya dalam melihat hidup, karena tidak jelas arah tujuan dia melangkah?. Pernahkah kita menjumpai seorang suami yang begitu linglung menatap masa depannya, karena merasa tiada teman baginya untuk bisa sekedar memberinya saran?. Pernahkah kita melihat seorang suami yang tidak tenang menjalani hari- harinya walaupun dia telah memiliki segala yang diimpikannya?
Maka lihatlah keadaan rumahnya. Rumah tempat dia melepas penat dan tempat kembali sebagai akhir dari hari- harinya. Mungkin dia tidak nyaman dengan rumahnya, atau barangkali dia tidak merasa ada tempat kembali dari lusuh jiwanya.
Sungguh, bagaimanapun para suami di luar seharian, yang diinginkan adalah kembali pada rumahnya sendiri. Senyaman apapun para suami bergaul dengan banyak orang, bahkan mungkin saudara dan kerabatnya sendiri, maka hati mereka tetap mengharapkan kenyamanan yang lebih, di rumah mereka sendiri. Maka benarlah jika memang rumah seharusnya adalah menjadi sebaik- baik tempat untuk hati beristirahat.
Maka....
Seorang istri seharusnya adalah ibarat rumah bagi suaminya, tempat dimana para suami merasa kembali ke rumah, karena mendapatkan kenyamanan dan kedamaian bagi hati mereka yang lelah. Seorang istri seharusnya adalah ibarat rumah bagi suaminya, tempat dimana dia bisa menjadi apa adanya, tanpa harus dituntut menjadi sempurna. Seorang istri seharusnya menjadi rumah bagi suaminya, menjadi naungan yang menghangatkan ketika tidak ada lagi orang lain yang perduli terhadap mereka. Seorang istri seharusnya menjadi rumah bagi suaminya, tempat dimana jasad dan hati mereka bisa merasa rileks sepenuhnya.
Tapi lihatlah, bahkan banyak dari para istri yang tidak menyadari. Bahkan mereka membuat para suami mereka menjadi "gelandangan" karena merasa tidak lagi memiliki rumah tempat melepas lelah. Mulut dan perangai mereka serasa menambah capek dan panas suasana, bahkan dalam sebuah rumah yang begitu sangat megah. Kontrol diri dan hilangnya kesabaran membuat para istri lupa diri dan alfa dari sebuah pengabdian yang memuliakan mereka.
Jika saja para istri yang seperti itu menyadari, betapa dalam kesabaran berproses dalam menjadikan diri sebagai "rumah" yang nyaman bagi suaminya, berarti adalah mereka telah belajar memuliakan diri mereka sendiri. Jika saja mereka menyadari, bahwa jika kebahagiaan suaminya meretas, maka hal itu berarti adalah juga kebahagiaan bagi diri mereka sendiri. 
Wahai para istri yang dirahmati Allah, hatimu yang mulia, akhlakmu yang mendamaikan, dan perangaimu yang teduh adalah sebaik- baik dan seindah- indah rumah  bagi para suamimu. Maka rawatlah, jagalah dan bahagiakan mereka di dalamnya. Semoga dengan itu, suamimu akan senantiasa kembali pulang, untuk kembali menyegarkan jiwa dan pikiran mereka yang lelah setelah seharian di luar. Semoga dengan itu, Allah Subhanahu Wata'ala akan menghadiahimu dengan secantik- cantiknya istana disurgaNya yang abadi. InsyaAllah.

(Syahidah/Voa-Islam.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadis-Hadis Shahih Seputar Haji Dan Umrah

بسم الله الرحمن الرحيم HADITS-HADITS SHAHIH SEPUTAR HAJJI MABRUR & ‘UMRAH 1.        SEGERA HAJJI BILA ADA KEMAMPUAN عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَرَادَ الْحَجَّ فَلْيَتَعَجَّلْ Dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang hendak berhajji, maka hendaknya ia bersegera." HR Abu Dawud 1472, shahih.                 Ibnu Majah menambahkan: فَإِنَّهُ قَدْ يَمْرَضُ الْمَرِيضُ وَتَضِلُّ الضَّالَّةُ وَتَعْرِضُ الْحَاجَةُ “Karena mungkin akan terserang penyakit, tersesat atau terku ng kung / terkurung kebutuhan." HR Ibnu Majah 2874, shahih.                 Riwayat Ahmad dengan redaksi lain yaitu: تَعَجَّلُوا إِلَى الْحَجِّ يَعْنِي الْفَرِيضَةَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَا يَدْرِي مَا يَعْرِضُ لَهُ "Segeralah kalian melaksanakan hajji yakni kewajiban hajji, karena salah seorang dari kalian tidak mengetahui apa yang akan terjadi

Akal Dalam Pandangan Islam

Di antara makhluk Allah lainnya, manusia merupakan makhluk yang paling istimewa. Kelebihan manusia terletak pada akalnya. Dengan akal, manusia menjadi makhluk yang brilian, mampu mengungguli hewan, tumbuhan dan benda-benda lainnya. Namun demikian, akal terkadang membawa bencana bagi manusia akibat tidak digunakan pada tempatnya. Akal yang keluar dari tugasnya laksana kereta yang keluar dari rel, menjerumuskan manusia ke jurang kesengsaraan. Tulisan ini akan mengungkap secara singkat rel akal tersebut. SEKILAS TENTANG AKAL Secara bahasa : Kata akal berasal dari bahasa arab ‘aqala-ya’qilu-aqlun yang bermakna menahan atau mencegah (al man’u). Dikatakan ‘aqala dawaun bathnahu maknanya obat menahan (mengobati) perutnya. Selanjutnya kata aqal dipakai untuk beberapa arti lain, seperti batu (al hajaru), melarang (an nahyu), diyat (denda) karenaseorang pembunuhaa enggiing unta ke rumah kel

Langkah Mudah Para Salaf Mentadaburi Alquran

Para salaf sangat memperhatikan Al-quran. Dimulai dari masa sahabat ketika mereka bersama nabi hingga berakhirnya sebaik-baik kurun. Salah satu perhatian mereka yaitu dengan mentadaburinya serta menghayati makna kandungan ayat. Sehingga ada diantara mereka menghayati dan mentadaburi satu surat membutuhkan waktu yang sangat panjang. Tidak ukup hanya sekilas dan sepintas bacaan  saja, bahkan sebagian mereka menghabiskan waktu hingga 12 tahun. Demikian dalamnya tadabbur mereka terhadap ayat-ayat Al-quran hingga menimbulkan  kesan  yang sangat dalam  dihati. Ketika membaa ayat Al-quran dan melewati ayat-ayat yang menggambarkan keindahan mereka gembira, mengharap untuk bias meraihnya. Sebaliknya jika melewati ayat-ayat yang meneritakan kesediahan, azab dan siksa, mereka bersedih menangis karena takut kepada Allah  akan azab itu. Allah menggambarkan para sahabat dalam sebuah ayat: وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَر