Temukan Cinta dalam Diri
Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini pasti memiliki cinta dan kasih dalam dirinya. Hal ini dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan mulai dari hal yang sangat sederhana seperti orang tua yang mencintai anaknya sehingga mereka rela bekerja keras membanting tulang demi masa depan anak-anaknya, anak-anak yang mengasihi orang tuanya, sepasang kekasih yang saling cinta akan rela mengorbankan nyawanya demi kekasihnya tersebut dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Namun selain itu manusia juga memiliki perasaan yang sangat sensitif, mudah tersinggung dan cepat marah, sehingga tidak jarang emosi kita meningkat ketika ada seseorang yang melontarkan kata-kata yang menyakiti hati dan perasaan kita atau melakukan suatu perbuatan yang tidak sepadan dengan keinginan kita. Hal inilah yang sering menyebabkan kita sebagai manusia tidak dapat merasakan cinta dan kasih dalam diri karena perasaan emosi, amarah, curiga lebih menguasai hati kita dibandingkan dengan perasaan cinta yang ada di dalam diri kita masing-masing.
Agar kita dapat senantiasa merasakan cinta dan kasih dalam diri, kita harus lebih banyak menumbuhkan cinta kasih dibandingkan dengan emosi dan amarah yang cenderung melingkupi hati kita.
Landasi Hidup Kita dengan Kasih
Kita sebaiknya melandasi hidup kita yang singkat di dunia ini dengan kasih. Hidup ini tidak akan terlalu berarti jika kita tidak memiliki kasih dalam hati kita. Mungkin kita dapat memiliki segala sesuatu yang kita inginkan, semua impian yang kita cita-citakan, namun jika kita tidak memiliki kasih, kita akan kehilangan segalanya.
Cinta kasih timbul karena kita memiliki perasaan, begitu pula dengan emosi. Perasaan kita dapat dibentuk dengan berbagai cara. Misalnya pada saat kita memutar musik klasik kita akan merasakan ketenangan dan tingkat emosi yang kita rasakan menjadi rendah, sebaliknya pada saat kita mendengarkan lagu rock kita seakan-akan diajak untuk aktif bergerak melakukan tindakan-tindakan tertentu dan tingkat emosi kita seakan meningkat seiring dengan keras lembutnya lagu tersebut.
Selain itu kita juga dapat meningkatkan rasa cinta kita dan menurunkan tingkat emosi dalam diri dengan masuk ke dalam keheningan, melakukan meditasi atau masuk ke hadirat Tuhan dengan berdoa maupun sembahyang menurut kepercayaan kita masing-masing.
Cinta Kasih itu Sabar
Manusia yang memiliki cinta kasih adalah manusia yang sabar, baik sabar terhadap kesalahan yang dilakukan orang lain terhadap kita, sabar terhadap kekurangan orang lain, dan sabar pada saat kita menghadapi percobaan yang menimpa kita. Dengan memiliki hati yang sabar kita akan lebih mudah merasakan kebahagiaan dan ketenangan di dalam diri kita.
Cinta Kasih itu Tidak Pemarah & Tidak Menyimpan Dendam
Pernahkah kita marah dengan pacar kita karena ia datang terlambat sehingga kita harus menunggu selama lebih dari satu jam? Pernahkah kita marah terhadap orang tua kita karena mereka terlalu banyak menasihati kita? Pernahkah kita marah terhadap anak-anak kita karena mereka sering membuat kesalahan? Pernahkah kita memarahi staf di bawah kita karena ia melakukan kesalahan yang tidak disengaja? Jika pernah, maka seperti itulah sifat mendasar yang dimiliki oleh kebanyakan manusia pada umumnya. Manusia cenderung untuk mudah tersinggung dan menyimpan emosi dalam hatinya sehingga melupa menjadi amarah dan dendam.
Kita harus belajar untuk mudah memaafkan dan mengampuni kesalahan orang lain serta tidak menyimpan dendam dalam hati kita. Kita harus menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan cenderung untuk berbuat salah dan kita pun juga sering melakukan kesalahan terhadap orang lain dan memerlukan pengampunan.
Cinta Kasih itu Tidak Cemburu
Seseorang yang benar-benar mengasihi dan mencintai orang lain tidak selalu harus bersama dengan orang yang dikasihinya tersebut. Terkadang kita harus merelakan orang yang kita kasihi tersebut dikasihi dan dicintai oleh seseorang yang dapat membahagiakan dirinya. Sebagai contoh adalah orang tua yang suatu saat harus merelakan dan melepaskan anak-anaknya untuk menikah dengan seseorang yang dicintai dan mencintainya. Namun dengan menikahnya sang anak bukan berarti hubungan cinta kasih antara anak dan orang tua menjadi berakhir, hanya saja cinta kasih tidak selalu harus memiliki. Begitu pula halnya apabila kita mencintai dan mengasihi lawan jenis kita, hal ini bukan berarti bahwa kita harus terus-menerus bersama dia dan memilikinya sampai akhir hayat kita, tidak jarang kita harus merelakan seseorang yang kita cintai dan kasihi untuk mencintai dan dicintai oleh orang lain yang dapat membahagiakan dirinya.
Cinta Kasih itu Rendah Hati dan Tidak Sombong
Seseorang yang memiliki cinta dalam dirinya biasanya bersikap rendah hati, mau memandang sesamanya yang hina, mau melayani orang lain, tidak sombong dan mau menang sendiri.
Namun pada kenyataannya sikap rendah hati ini seakan-akan menjauh dari kita seiring dengan meningkatnya jumlah materi yang kita miliki, posisi yang kita duduki, dan sebab-sebab lainnya yang membuat kita merasa bahwa kita lebih unggul dari yang lain. Kita harus mewaspadai diri kita apabila kita sudah memiliki sifat-sifat seperti ini karena akan mulai tidak disukai banyak orang dan kita akan dapat kehilangan sesuatu yang telah kita miliki.
Cinta Kasih itu Rela Berkorban
Seorang ibu yang sangat mengasihi dan mencintai anaknya tentu rela melakukan segala sesuatu demi anaknya tersebut, bahkan walaupun ia sampai harus mengorbankan nyawanya sekalipun. Demikian pula halnya sepasang kekasih yang saling mencintai rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan nyawa kekasihnya.
Apabila kita selalu bertemu dengan orang yang mengasihi dan mencintai kita, kadang kita tidak merasakan kasih yang dicurahkan dan dilimpahkan kepada kita sampai suatu saat kita kehilangan dirinya.
Cinta Kasih itu Tidak Berkesudahan
Pernahkah kita jatuh cinta dengan seorang pria atau wanita yang menarik perhatian kita? Bagaimana perasaan kita saat pertama kali bertemu dengannya? Bagaimana keadaan hati kita pada saat kita mengungkapkan keinginan kita untuk menjadi kekasihnya dan diterima? Apakah kita merasakan dunia ini begitu indah? Apakah kita setiap hari membayangkan si dia di dalam pikiran kita? Namun bagaimana perasaan kita saat kita sudah tidak lagi menjadi kekasihnya karena satu dan lain masalah? Bagaimana perasaan kita jika melihat seseorang yang kita cintai menyakiti hati kita dan mencintai orang lain? Apakah kita memiliki perasaan yang sama ketika kita pertama kali bertemu dengannya? Saya rasa sebagian dari kita akan menjawab tidak, karena memang seperti itulah sifat mendasar yang dimiliki manusia, yaitu mencintai karena dicintai sehingga jika kita sudah tidak dicintai, maka cinta kita pun akan berakhir dan berkesudahan.
Namun di samping cinta kasih yang seperti kisah di atas, kita juga masih dapat menemukan cinta yang tulus dan tidak mengharapkan balasan, seperti cinta seorang ibu terhadap anaknya. Ia akan mencintai anaknya bagaimanapun juga kondisi si anak tersebut bahkan ketika sang anak sudah tidak mengasihi ibunya, sang ibu tetap mengasihi dan mencintai anaknya sampai akhir hayatnya.
Rozy kayyis
rozzynaim@yahoo.co.id
Komentar
Posting Komentar