Ramadhan telah meninggalkan
kita dengan berjuta makna dan hikmah. Bulan yang penuh barakah dan maghfirah
sudah berlalu membawa rahmat dan ampunan dari Allah ta'ala. Ia begitu cepat
menghampiri kita, terasa baru beberapa saat saja. Terasa baru kemaren malam
kita mengadakan tarawih pertama bersama keluarga dan saudara seiman. Masih
terbayang segar dalam ingatan, ketika kita membeli kurma untuk menu buka puasa
pada hari pertama Ramadhan. Ada rasa rindu akan suasana pada bulan suci ini
yang begitu menyentuh hati, menggugah iman serta kedekatan kita kepada Allah Ta'ala
maupun kedekatan batin kita kepada
saudara seiman.
Suasana Ramadhan yang
menyuburkan iman. Kaum muslimin berbondong-bondong menyambut seruan Allah Ta'ala.
Memenuhi seruan untuk memperbanyak ibadah shalat, dzikir, tilawah, shadaqah dan
lain-lain. Baik laki-laki maupun perempuan, dari anak-anak sampai orang tua,
dari yang miskin sampai yang kaya. Semua berusaha menghiasi Ramadhan dengan
ketaatan kepada Allah Ta'ala.
Ketika Ramadhan berlalu
meninggalkan kita maka semua ibadah, zikir, tilawah, infaq berlalu juga seiring
dengan berlalunya Ramadhan. Masjid kembali sepi seperti kuburan karena
ditinggalkan jamaahnya. Alquran tinggal tulisan tanapa dibaca, lusuh karena
tidak pernah disentuh. Malam-malam sunyi tanpa qiyamullail, kaum muslimin lelap
terbuai oleh mimpi. Kajian-kajian Ramadhan yang begitu semarak berhenti tanpa
ditindaklanjuti. Seolah-olah ibadah dibulan Ramadhan hanya ritual tahunan yang
dimeriahkan dengan tarawih dan jamuan buka bersama. Seakan-akan ibadah Ramadhan
seperti pesta besar yang di rayakan oleh kaum muslimin sedunia lalu di tutup
dengan shalat idul fitri dua rakaat.
Ibadah Ramadhan tak ubah
bagaikan rutinitas saja. Setelah ia berlalu kehidupan normal seperti semula
tanpa ada perubahan. Tarbiyah Ramadhan tidak membawakan hasil sebagaimana yang
dijanjikan Allah. Tidak menambah ketakwaan dan keimanan, tidak pula menjadi
pribadi muslim yang sempurna.
Sangat disayangkan jika ramadhan berlalu berlalu pula
iman kita yang sedang tumbuh pada bulan ini. Jadikanlah Keimanan dan ketakwaan
kita yang kuat pada bulan Ramadhan sebagai penyemangat untuk menjadikan
hari-hari kita selama setahun seakan-akan ramadhan semuanya. Semangat untuk
beribadah kepada Allah.
Fakrur Rozy Naim
jalanku85@gmail.com
Komentar
Posting Komentar