Langsung ke konten utama

Golongan Yang Berhaq Menerima Zakat Fitrah


Pada intinya yang berhak mendapatkan zakat mal adalah delapan golongan seperti firman Allah Ta’ala di dalam surat At Taubah ayat 60 :


إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَاْلمَسَاكِيْنِ وَاْلعَامِلِيْنَ عَلَيْهَا وَلِلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَاْلغَارِمِيْنَ وَفِي سَبِيْلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيْلِ فَرِيْضَةً مِنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ


“Hanyasanya sedekah (zakat) itu untuk orang–orang fakir,orang miskin, pengurus zakat, orang–orang muallaf, untuk memerdekakan hamba (budak), orang yang berhutang, pada jalan Allah dan untuk orang yang musafir sebagai suatu kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At Taubah : 60)


Namun permasalahannya adalah apakah mustahiq zakat fitrah sama sengan mustahiq zakat mal yang delapan golongan tersebut ?. Dalam hal ini terdapat ikhtilaf diantara para ulama.


Pendapat Pertama :


Adapun pendapat pertama menyatakan bahwa mustahiq zakat fitrah sama dengan mustahiq zakat mal. Seperti pendapat Imam Syafi’i yang menyatakan :


يَجِبُ صَرْفُ جَمِيْعِ الصَّدَقَاتِ الوَاجِبَةِ سَوَاءٌ الْفِطْرَةُ وَزَكَاةُ اْلمَالِ إِلَي ثَمَانِيَةٍ

“Wajib memberikan seluruh sedekah yang wajib (zakat) baik itu zakat fitrah maupun zakat mal kepada delapan golongan.”


Pendapat ini mengambil dalil dari surat At Taubah ayat 60 yang berbunyi seperti yang disebutkan di atas, dalam ayat ini terdapat lam tamlik (lam yang menunjukkan kepemilikan) dan juga terdapat wawu tasyrik (wawu yang digunakan untuk penggabungan) maka ayat tersebut menunjukkan bahwa seluruh sedekah adalah delapan golongan tersebut. (Al Fiqh Al Islami hal : 15)


Maka golongan  pertama berpendapat bahwa mustahiq zakat fitrah sama dengan mustahiq zakat mal berdasarkan keterangan di atas.


Pendapat Kedua :


Adapun pendapat kedua menyatakan bahwa yang berhak menerima zakat fitrah hanya fakir dan miskin saja, tidak sebagaimana mustahiq zakat mal yang delapan golongan tersebut. Sebagaimana hadits Nabi shollallahu alaihi wasallam :


أُمِرْتُ أَنْ آخُذَهَا مِنْ أَغْنِيَائِكُمْ وَأَرُدُّهَا فِي فَقَرَتِكُمْ

“Aku diperintahkan mengambil zakat dari orang kaya diantara kalian dan aku berikan kepada orang fakir kalian.”


Dan sabdanya :


زَكَاةُ اْلِفطْرِ طُهْرَةٌ لِلصاَّئِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةٌ لِلْمَسَاكِيْنِ – رواه أبو داود -

“Zakat fitrah adalah penyucian bagi orang yang shaum dari laghwun (amalan yang sia – sia/tidak berguna)dan dari rafats (perkataan keji) serta sebagai makanan bagi orang miskin.” (HR. Abu Dawud)


Kesimpulan :


Antara ayat dan hadits di atas tidak ada pertentangan di dalamnya. Dalam hadits diterangkan :


لاَتَحِلُّ الصَّدَقَةُ لِغَنِيٍّ  إِلاَّ لِخَمْسَةٍ لِعَامِلٍ عَلَيْهَا أَوْلِغَازٍ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَوْ لِغَنِيٍّ اشْتــَرَاهَا  بِمَالِهِ أَوْ فَقِيْرٍ تَصَدَّقَ عَلَيْهِ فَأَهْدَاهَا لِغَنِيٍّ أَوْ لِغَارِمٍ   

“Sedekah (zakat) itu tidak halal bagi orang kaya kecuali bagi lima golongan : bagi amil zakat, orang yang berperang dijalan Allah, orang kaya yang membeli barang zakat dengan hartanya, dan orang kaya yang mendapatkan hadiah dari orang miskin, orang yang dililit hutang.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Thabrani)


Dan juga hadits,“Cukupilah mereka dari minta-minta pada hari ini maka (zakat fitrah) tidak dibayarkan pada selain orang miskin kecuali jika mereka dari delapan golongan yang memiliki hak yang sangat darurat.”


Berdasarkan dalil-dalil di atas maka orang-orang miskin hanya  mendapat prioritas saja dari yang lain. Wallahu a’lam bishshawab.


Referensi :


Al Umm I/629.
Zadul Ma’ad hal. 74
Fiqhus Sunnah I/468.


Sumber: http://almuttaqinjepara.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Zakat Perkebunan Kelapa Sawit dan Karet

Zakat kelapa sawit dan karet tidak dijelaskan di dalam al-Qur’an dan hadist, oleh karenanya, para ulama berbeda pendapat di dalam menyikapinya :            Pendapat Pertama : bahwa kelapa sawit dan karet termasuk dalam katagori zakat pertanian, sebagaimana pendapat Abu Hanifah yang mewajibkan zakat bagi seluruh yang keluar dari muka bumi, dan tidak disyaratkan haul ( berlangsung satu tahun ) dan nishab, artinya sedikit dan banyak harus dizakati.             Dasarnya sebagai berikut : Pertama : firman Allah : ……….. ومما أخرجنا لكم من الأرض   ( Qs al-Baqarah : 267 ) Kedua : firman Allah : ……. واتوا حقه يوم حصاده ( Qs al-An’am : 141  ) Ketiga : sabda Rasulullah : فيما سقت السماء ......           Berdasarkan ayat-ayat dan hadist di atas, maka kelapa sawit dan karet wajib dikeluarkan zakat darinya setiap panen berapapun ...

KEKUATAN DOA PAGI DAN PETANG

LATAR BELAKANG 1.   Pagi dan petang adalah dua waktu yang mengapit terbit dan terbenamnya matahari. Matahari terbit di awali oleh sholat shubuh, matahari terbenam dengan kumandang adzan maghrib. Shubuh, amal dicatat. Ashar, amal dilaporkan. Pada waktu shubuh dan ashar bertemu 2 malaikat; antara malaikat siang yang mau turun dan malaikat malam yang mau naik. Sementara pada waktu ashar, malaikat siang mau naik dan malaikat malam mau turun. Pagi petang adalah waktu ibadatnya Nabi-nabi terdahulu. Dunia flora dan fauna sangat bergantung pada pagi dan petang sebagai waktu terbaik bagi mereka untuk bekerja dan beribadat. Pagi-petang adalah asal waktu diperintahkan sholat. Ibnu 'Abbas RA mengatakan: "Kedua waktu ini adalah awal mula difardlukannya sholat. Maka disukai pada kedua waktu itu dipakai {jcomments on}untuk berdoa oleh hamba Allah Ta’ala." (Tafsir Ibnu Katsir, 3/303; Fathul Qadir Imam Syaukani, 4:74) 2.  Nabi Zakaria AS adalah di antara Nabi & Rasul...

Macam-Macam Kyai di Indonesia

SALAH satu kosa kata yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia adalah kyai atau kiai . Biasanya, sebutan kyai dilekatkan kepada sosok yang dianggap paham ilmu agama (ulama), dan diharapkan bisa menjadi tokoh panutan. Bagi masyarakat Jawa, sebutan kyai selain dilekatkan kepada tokoh ulama, juga untuk dilekatkan pada benda pusaka, hewan yang dianggap keramat, makhluk halus, dan sebagainya. Berbeda dengan masyarakat Jawa, bagi masyarakat Banjar (Kalimantan Selatan), sebutan kyai sama sekali tak ada hubungannya dengan ulama, tetapi merupakan gelar bagi kepala distrik (jabatan setingkat wedana di Jawa). Sedangkan di Sumatera Barat, sebutan kyai dilekatkan kepada sosok etnis cina yang sudah tua (cino tuo), sama sekali tidak ada hubunganya dengan ulama dan sebagainya. Saat ini, sebutan kyai yang banyak dijumpai adalah Kyai Maja, Kyai Langgeng, Kyai Kanjeng, Kyai Slamet, Kyai Sengkelat, Kyai Semar, Kyai Sapu Jagad, Kyai Petruk, Kyai Sadrach, dan sebagainya. Bahkan ada juga...