oleh: Ust. Mashadi,Lc.
Betapa banyaknya diantara manusia yang menghiasi hidupnya dengan
maksiat. Tidak ada rasa takut, saat dimana kematian datangnya, dan dalam
keadaan berlumuran dengan perbuatan maksiat. Betapa nasibnya kelak di akhirat,
jika hidupnya selalu dihiasi dengan perbuatan maksiat.
Tetapi, sesungguhnya Allah Rabbul Alamin memerintahkan
Nabi-Nya memohonkan ampunan bagi Mukmin. Allah berfirman:
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ
حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ
آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ
تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ
الْجَحِيمِ ﴿٧﴾ رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ
جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدتَّهُم وَمَن صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ
وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿٨﴾ وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ
وَمَن تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ
وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
﴿٩﴾
"(Malaikat-malaikat)
yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan), 'Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu
Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan
kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah
mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah
mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan
orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka,
dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan)
kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka
sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan
yang besar'." (QS. Al-Mukmin [40] : 7-9)
Itulah sebentuk do'a Malaikat bagi orang Mukmin yang
bertaubat dan mengikuti ajaran al-Qur'an serta sunnah Rasul-Nya yang merupakan
dua jalan keselamatan bagi mereka. Sementara itu, ada orang-orang yang
mempunyai 'hobi' melakukan maksiat, tanpa tahu memahami akibatnya yang timbul
dari hobinya itu. Maksiat telah menimbulkan bahaya yang besar bagi para pelakunya.
Di antaranya:
Pertama, maksiat telah menimbulkan kerusakan
bermacam-macam di muka bumi.
Pengaruh perbuatan maksiat dapat menimbulkan kerusakan di lautan,
di udara, di ladang, tempat-tempat tinggal. Allah berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾
"Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum [31] : 41)
Mujahid berkata, "Apabila orang yang zalim berkuasa,
ia akan bertindak zalim dan membikin kerusakan. Sehingga Allah manahan turunnya
hujan yang menyebabkan rusaknya tanam-tanaman dan keturunan. Allah tidak
menyukai kerusakan.
Kedua, maksiat terjadinya gempa.
Di antara pengaruh maksiat terhadap bumi ialah, terjadinya
gempa atau goncangan dan hilangya berkah. Rasulullah shallahu alaihi wassalam,
pernah melewati reruntuhan perkampungan kaum Tsamud. Beliau melarang para
sahabat memasuki reruntuhan perkampungan itu, kecuali dengan menangis. Beliau
juga melarang meminum air mereka, dan memberi minum binatang-binatang dari sumur-sumur
mereka.
Ketiga, maksiat menimbulkan pengaruh kesialan.
Imam Ahmad dalam kitabnya Al-Musnad menuturkan kutipan sebuah
hadist, "Aku mendapatkan dalam tempat penyimpanan salah satu Dinasti Bani
Umayyah, sebiji gandum sebesar butir korma. Ia berada di dalam sebuah kantong
yang bertuliskan: "Ini akan
tumbuh pada zaman keadilan". Banyak bencana yang
diturunkan oleh Allah Ta'ala akibat dari perbuatan dosa yang dilakukan oleh
hamba-hamba-Nya.
Keempat, maksiat berpengaruh terhadap rupa dan bentuk.
Imam Tirmidzi dalam kitabnya al-Jami' meriwayatkan sebuah hadist
dari Rasulullah shallahu alaih wassalam, yang menyatkan sesunguhnya beliau
bersabda,"Allah menciptakan Adam yang tingginya di langit mencapai enam
puluh hasta. Lalu berangsur-angsur menyusut hingga seperti sekarang".
Apabila Allah ingin membersihkan bumi dari tindak
kezaliman,kejahatan, dan pengkhianatan, Dia akan mengeluarkan seorang hamba-Nya
dari kalangan keluarga Nabi-Nya Muhammad shallahu alaihi wassalam, lalu Dia
memenuhi bumi dengan keadilan tidak
seperti sebelumnya yang penuh kejahatan.
Kelima, maksiat dapat memadamkan api ghirah.
Sesungguhnya ghirah atau cemburu adalah lambang kehidupan
hati dan sumber kemaslahatannya. Membaranya api ghirah itu, seperti panasnya
insting bagi kehidupan seluruh raga. Jika seorang merasa antipati terhadap
dosa, dari hatinya akan keluar ghirah
yang kuat terhadap dirinya sendiri, terhadap keluarganya
dan terhadap orang lain. Tetapi, kalau ghirah di hati lemah, ia tidak mau
menganggap buruk sesuatu yang jelas-jelas buruk.
Jika sudah pada tingkatan seperti itu, maka ini adalah
pertanda kehancuran. Banyak orang yang tidak mau menganggap kezaliman dan
kejahatan sebagai sesuatu yang buruk. Bahkan sebaliknya menganggap sesuatu yang
baik. Semua karena maksiat.
Keenam, maksiat menghilangkan rasa malu di hati.
Rasa malu adalah pangkal seluruh kebajikan. Jika rasa malu
hilang, maka hilang pula seluruh kebajikan. Rasulullah shallahu alaihi
wassalam, "Rasa malu seluruhnya adalah kebajikan".
Sesungguhnya dosa dapat memperlemah rasa malu seseorang,
bahkan terkadang bisa melenyapkannya secara total. Sehingga ia sudah tidak mau
peduli dan terpengaruh terhadap keadaan dirinya yang dilihat serta diketahui
banyak orang. Sekalipun sudah banyak
orang yang menegurnya.
Ketujuh, maksiat melemahkan semangat hati seseorang
untuk mengagungkan Allah.
Sesungguhnya perbuatan maksiat itu dapat melemahkan penghormatan
seseorang kepada Tuhannya, dan hal ini sudah pasti terjadi. Mau tida mau.
Sepanjang seseorang masih mau
menghormati dan mengagungkan Allah, ia tidak akan berani berbuat
maksiat kepadanya.
Kedelapan, maksiat menghilangkan rasa takut kepada
Allah dalam hati.
Akibat perbuatan maksiat, Allah akan mencabut rasa takut kepada-Nyadari
hati seseorang. Karena ia sudah berani mengabaikan perbuatan maksiat, maka
Allahpun membalas dengan
mengabaikannya. Sepanjang seorang hamba mau mencintai
Allah, ia akan tetap dicintai oleh manusia. Sepanjang ia segan kepada Allah, ia
pun akan disegani oleh mereka.
...وَمَن يُهِنِ اللَّهُ
فَمَا لَهُ مِن مُّكْرِمٍ...
"Dan
barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak ada seorang pun yang
memuliakannya". (QS. Al-Hajj [22] : 18)
Kesembilan, maksiat mengeluarkan seorang hamba dari
wilayah ihsan dan terhalang untuk memperoleh pahala orang-orang yang berbuat
baik.
Sesungguhnya apabila kebaikan bersemayam di dalam hati seseorang,
ia akan mencegahnya dari berbuat maksiat. Sehingga, kalau sedang menyembah
Allah, ia seakan-akan melihat-Nya. Hal itu terjadi karena hatinya selalu
mengingat, mencintai, dan berharap-harap cemas kepada Allah, sehingga
seolah-olah ia dapat menyaksikan-Nya.
"Sesungguhnya permohonan ampunan para Malaikat
pemikul Arasy". (QS. Al-Mukminun
[40] : 7)
Kesepuluh, maksiat melemahkan perjalanan hati kepada
Allah dan negeri akhirat.
Perbuatan maksiat itu dapat menghambat, atau bahkan menghentikan,
atau membatalkan perjalanan ke arah tujuan yang mulia. Sehingga, tidak akan ada
langkah barang setapak pun ke sana. Malah celakanya bisa mengundurkan langkah
ke belakang.
Dosa itu bisa mematikan hati, atau bisa membuatnya
menderita suatu penyakit yang sangat mengerikan, atau yang pasti ia akan melemahkan
kekuatannya sehingga, dapat menimbulkan delapan hal negatif, yang Nabi shallahu
alaihi wassalam, selalu memohon
perlindungan daripadanya, yakni bingung, sedih, lemah,
malas, pengecut, kikir, rongrongan hutang, dan pemaksaan orang kuat.
Dosa adalah faktor utama yang seseorang mengalami ke
delapan hal tesebut, disamping dapat mendatangkan situasi yang genting.
Kesebelas, maksiat dapat menghilangkan kenikmatan dan mengundang
siksa.
Dosa faktor utama yang paling potensial menghilangkan nikmat
dari seseorang dan mengundang murka atau siksaan Allah. Firman Allah:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو
عَن كَثِيرٍ ﴿٣٠﴾
"Dan apa
saja musibah yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian
sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan
kalian)". (QS. Asy-Syura [42] : 30)
Meskipun, demikian masih banyak manusia yang tidak mau meninggalkan
dosa dan maksiat, yang akhirnya menimbulkan penyesalan di hari akhirat.
Wallahu'alam.
www.eramuslim.com
Komentar
Posting Komentar