Tidak bisa dipungkiri bahwa kelahiran berbagai Gerakan Dakwah di
berbagai penjuru Dunia Islam pada pertengahan abad 14 Hijriyah atau awal
abad 20 Masehi, telah berhasil membangunkan kembali kesadaran sebagian
besar umat Islam terhadap Islam sehingga melahirkan apa yang disebut
dengan Shohwah Islamiyah yang lazim disebut Barat dengan “Islamic
Revivalism”. Kendati Shohwah Islamiyah mendapat tantangan dan hambatan
yang sangat dahsyat khususnya dari para penguasa negeri Islam sendiri
dan juga dari negara-negara Barat penjajah, dan bahakan sampai hari ini
masih saja dilancarkan berbagai skenario dan stigma seperti “Terorisme
“, khususnya oleh Amerika dan sekutunya, Alhamdulillah, roda Shohwah
Islamiyah tetap bergerak dan berputar tanpa terhenti sedikitpun.
Tingkat laju perputarannya berbeda-beda dari satu negeri Islam ke
negri Islam yang lain. Ada yang sudah sampai ke pucuk pemerintahan
formal seperti di Turki, Palestina dan Sudan. Kendati demian, belum
sampai ke titik aman. Bahkan di Palestina, belum sampai setahun Hamas
memerintah, sudah dikudeta oleh Israel dan Amerika melalu kaki tangannya
dari kelompo Al-Fath. Hal tersebut disebabkan dua masalah besar.
Pertama, masih kuatnya ancaman yang datanga dari dalam negeri sendiri
dan juga dari luar, khususnya Amerika dan sekkutunya. Kedua, gerakan
dakwah yang sampai ke pucuk pemerintahan tersebut masih dalam fase uji
coba kemampuannya dalam mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan pemerintahan. Khusus di Turki, terlihat masih sangat jauh dari
apa yang diharapkan alias terseok-seok, karena kuantnya tantangan
masyarakat sekular di dalam Turki sendiri dan juga kuatnya pengaruh Uni
Eropa yang nota bene kristen dan mantan penjajah negeri-negeri Islam.
Ada yang baru mulai menghirup udara kebebasan dan mulai mengecap
/merasakan sedikit kedudukan dan kursi pemerintahan formal seperti di
Indonesia. Ada yang sudah memperoleh pengaruh kuat di berbagai Propinsi
dan berhasil menguasai pemerintahan wilayah (federal) seperti yang
tedapat di Malaysia dan Nigeria. Ada pula yang tidak bergerak dari
tempatnya sejak puluhan tahun yang lalu seperti, Mesir, Jordania, Kuwait
dan Pakistan, kendati sudah lama mengecap sedikit kursi dan kedudukan
di berbagai institusi pemerintahan. Bahkan Pakistan yang dirancang
sebagai sebuah negara Islam dengan konstitusi yang berdasarlkan
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Saw, masih tertatih-tatih dan tetap saja
sistem pemerintahan dan masyarakatnya dikendalikan sekularisme dan
Amerika, khususnya setelah Presiden Ziaul Haq dibunuh secara misterius
tahun 1988.
Ada yang dapat musibah sedang menghadapi perang dengan Amerika dan
seketunya sehingga seat-back (mundur ke belakang) seperti di Irak,
Afghaistan dan Somalia. Ada yang sedang menghadapi perang dengan negera
penjajah di sekitarnya seperti di Moro (selatan Philipina), Patani
(Selatan Thailand) dan Chesnya. Ada pula yang masih terseok-seok dalam
mencari jati diri di tengah besarnya ancaman dari penguasa seperti yang
terjadi di Syria, Tunisia dan Maroko. Ada yang sedang mengeliat dalam
upaya mencari jati diri di tengah-tengah masyarakat seperti di Saudi
Arabia dan negara-negara sekitarnya. Ada yang sedang berjibaku berjihad
melawan agresor seperti di Palestina, Irak, Filipina Selatan (Muslim
Moro), Chechnya dan Thailand Selatan (Muslim Fatani).
Di negera-negera Eropa dan America, Gerakan Dakwah juga cukup
berkembang pesat, khususnya setelah peristiwa WTC 11 September 2001.
Menurut informasi dari berbagai sumber yang dipercaya, rata-rata
terdapat 200 orang Amerika masuk Islam setiap hari.
Perkembangan dan pertumbuhan Gerakan Dakwah yang tidak sama di
berbagai negeri Islam, belum adanya kesatuan langkah antara berbagai
Gerakan Dakwah yang aktif di lapangan Dakwah, bahkan masih saja terjadi
perpecahan dan persaingan yang tidak sehat sesama aktivisnya di suati
wilayah dan kawasan, khususnya di Indonesia, serta terjadinya dagradasi
dan berbagai penyimpangan, terlebih lagi ketika memasuki medan politik
praktis, maka menkaji dan menapak tilas Gerakan Dakwah Pertama, yakni
yang dibentuk, didesain, dimenej dan dipimpin langsung oleh Nabi kita
Muhammad Saw.
Merupakan hal yang sangat urgent (penting). Sebab, dalam waktu yang
relatif singkat, yakni selam 23 tahun, Gerakan Dakwah Pertama berhasil
memberikan nuansa baru dan system baru dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara sebagai satu-satunya negara yang mampu menegakkan keadilan
dan persamaan hak terhadap semua warga negaranya, apapun agamanya serta
terjaminnya keamanan bagi seluruh masyarak .
Pada sisi lain, diilihat dari segi umur, berbagai Gerakan Dakwah
yang aktif di lapangan Gerakan Dakwah hari ini rata-rata lahir pada
pertengahan abad 14 hijirah atau awal abad 20 Masehi. Artinya sudah
berumur di atas 70 tahun. Namun pencapainnya yang signifikan baru
sebatas nasyrul fikroh dan belum sampai ke tahap keteladanan, alternatif
dan implementasi dalam berbagai lapangan kehidupan bermayarakat dan
bernegara. Berbagai hambatan dan rintangan yang menghadangnya, bisa saja
dijadikan alasan. Namun, kenyataannya masih banyak yang berkutat dan
tenggelam dalam khilafiyah ijtihadiyyah seraya mengklaim pendapatnyalah
yang paling benar dan diyakini para aktivisnya sampai ke derajat
qoth-i’y (kebenaran absolut). Dalam implementasinya, lingkup amaliyah
Gerakan Dakwah hari ini masih juz-iyyah (parsial), karena memang manhaj
(konsep) Dakwahnya demikian atau dikarenakan peluang yang terbuka
terbatas pula.
Berbagai Harokah Islalamiyah nyaris kehilangan orientasi dan pijakan
dasarnya sehingga terbawa arus perubahan yang bukan sesuai keinginannya
serta larut dalam kejuziyyahannya dan tidak tumbuh secara seimbang
sebagaimana tumbuhnya Gerakan Dakwah Pertama “
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا
سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي
وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ
وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ
فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ
بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
"Muhammad itu adalah Rasulullah. Dan orang-orang bersamanya, tegas
terhadap orang-orang kafir dan berkaih sayanag sesama mereka. Kamu lihat
mereka ruku’ dan sujud seraya menginginkan karunia dan ridha Alllah.
Tanda-tanda mereka jelas nampak di wajah mereka sebagai bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan dalam Injil, yaitu
seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan
tamanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas
pokoknya; tanaman itu mengagumkan para penanamnya, karena Allah hendak
menjengkelkan hati-hati orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin). Dan Allah menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramal
shaleh dari kalangan mereka, ampunan dan balasan yang amat besar
(syurga).” (Q.S. Al-Fath /48 : 29)
Gerakan Dakwah Pertama yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad
Saw. yang berhasil mengkader generasi Islam pertama –seperti yang
dikisahkan ayat di atas - tumbuh bagaikan tanaman; tumbuh dan
berkembang secara alami, sehingga besar dan kuat dengan amat sangat
mengagumkan. Hal tersebut disebabkan di dalamnya terdapat ‘anashir
(faktor-faktor) buzur (bibit) unggul, tumbuh dengan tunas yang sehat di
atas tanah yang subur, membesar dan menjulang tinggi dengan posisi tegak
lurus sebagai tanda memiliki kekuatan yang cukup terhadap tempaan angin
sekencang apapun dari luar. Kekuatannya juga disebabkan pohonnya yang
besar itu penuh dengan isi dan inti kayu sebagai tanda pohonnya sehat
luar-dalam, alias tidak keropos diserang rayap. Para petani yang
menanam pohon tersebut tercengang dan tidak memabayangkan tanamannya
dapat tumbuh secara sehat dan kuat sehingga menghasilkan lebih cepat dan
lebih banyak dari apa yang diprediksikan sebelumnya.
Para sahabat Rasulullah adalah bibit-bibit unggul yang tumbuh menjadi
pohon besar dan kuat itu. Sedangkan tanahnya tempat mereka tumbuh dan
berpijak adalah Al-Islam dengan segala kefitrahan dan rasionalitas
ajarannya. Penanamnya dan perawatnya adalah Rasulullah sendiri yang
berfungsi sebagai pakar pertanian dengan segala keahlian yang diperlukan
seperti keahlian di bidang rekayasa bibit unggul, petanahan, air, pupuk
organic, obat-obatan, angin, cuaca, suhu udara serta mengenal berbagai
macam penyakit yang selalu menyerang tanaman dan sebaginya, serta mampu
mengobatinya secara dini ketika melihat ada gejala serangan pentyakit
tertentu secara cepat dan tepat. Pada waktu yang bersamaan Beliau juga
sangat piawai mentarbiyah (merawat), membesarkan dan memeliharanya
sehingga selamat sampai besar. Dalam 23 tahun saja, Rasulullah diberi
Allah kesempatan melihat hasil tanamannya sehingga sempurnalah Islam
sebagai system hidup bagi umat manusia.
....الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ
دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ
دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الْإِسْلَامَ دِينًا ....
“…Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa dari agamamu.
Sebab itu, jangan kamu takut kepada mereka dan takutlah pada-Ku. Pada
hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku padamu, dan Aku telah meridhoi Islam sebagai agamamu….(Q.S.
Al-Maidah / : 3). “
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ
يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ
وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)
"Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan (1) dan kamu lihat
manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong (2) maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohoonlah ampun kepada-Nya.
Sesunggunya Di adalah Maha Penerima taubat (3)” (Q.S. An-nashr / 110 : 1
– 3).
Bila kita tadabburkan ayat 29 surat Al-fath / 47 di atas secara
keseluruhan, maka kita akan menemukan tidak kurang dari sepuluh bentuk
kekuatan yang dimiliki oleh Gerakan Dakwah Pertama yang dipimpin
Rasulullah Saw. Kekuatan-keuatan tersebut menjadikannya layak memperoleh
keberhasilan dan kemenangan dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Kesepuluh bentuk kekuatan tersebut ialah :
- Kekuatan qiayadah (kepemimpinan). Muhammad Rasulullah sendiri sebagai pemimpin memiliki model kepemimpinan yang menggabungkan kekuatan syari’i dan tarbawi dalam waktu yang bersamaan, sehingga melahirkan smart leadership (kepemimpinan yang cerdas, kokoh memegang prinsip dan bermoral tinggi). Kekuatan syar’i melahirkan sifat al-jundiyyah (komitmen yang tinggi terhadap aturan main yang datang dari Allah dan Rasul-Nya). Sedangkan kekuatan tarbawi melahirkan sifat al-qiyadah (kepemimpinan) itu sendiri sehingga secara otomatis tercipta kondisi dan proses pewarisan kepemimpinan yang sama kualitasnya dengan Beliau.
- Kekuatan risalah (misi) Islam yang dibawa Nabi Muhammad yang mendapat mandat dari Allah Sang Pencipta “ Muhaamad adalah Rasul Allah” (mandataris Allah).
- Kekuatan visi untuk menjadi kumpulan manusia Mukmin yang kehidupan dan aktivitas mereka dipenuhi amal saleh yang target imbalannya hanya ampunan dan ganjaran yang besar (syurga) dari Allah, tidak terkait sama sekali dengan imbalan duniawi.
- Kekuatan akhlak para sahabatnya seperti tegas terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang sesama mereka.
- Kekuatan ibadah dan ta’at pada Allah yang melahirkan kekuatan ruhiyah (spiritual) dan semangat hidup di jalan Allah yang tercermin banyanyaknya mereka ruku’ dan sujud, dengan cara memahami dan mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
- Kekuatan ‘alaqoh billah (hubungan dengan Allah) dan tawakkal ‘alalloh (berserah diri hanya pada Allah) yang melahirkan optimisme dan keyakinan bahwa pertolongan hanya datang dari Allah, bukan dari kekuatan jama’ah, harokah, ataupun pemimpinnya yang tercermin dalam “tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka bekas-bekas sujud”.
- Kekuatan tujuan dan orientasi yang tak tergoyahkan dan tergiurkan oleh apapun bentuk kenikmatan dunia, sebagai akibat dari sebuah perjuangan. Mereka hanya mencari karunia dan ridho Allah semata.”Mereka hanya mencari karunia (rizki) dan ke redho-an-Nya”.
- Kekuatan motivasi dalam beribadah, berdakwah dan berjuang yang timbul dari pemahaman yang benar, kesadaran yang tinggi dari lubuk hati yang dalam. Motivator mereka murni hanya ridho Allah, bukan yang lainnya. Sebab kalau motivator selain Allah, maka ibadah, dakwah dan perjuangan di jalan Allah tidak akan bisa langgeng dan konsisten sampai mati secara lurus dan maksimal.
- Kekuatan wadah dan payung yakni Risalah Al-Islam yang menaungi kehidupan mereka dalam berbagai kondisi dan cuaca, bukan suku, kelompok, partai dan lain sebagainya, yang tercermin dalam ”Muhamad adalah Rasulullah”.
- Kekuatan ribath al-ukhuwwah (ikatan persaudaraan) yang diikat oleh ‘aqidah (iman) yang tidak pernah lapuk dimakan masa, dan bahkan sampai ke akhirat kelak. Pengkelompokan mereka sebagai kaum Muhajirin dan Anshor hanya merupakan ciri pergaulan dari kultur dan background yang berbeda sehingga dengan mudah saling mengenal dan tafahum (saling pengertian) di atntara mereka yang pada akhirnya memudahlan mereka saling mendukung (takaful).
Dalam mendesain Gerakan Dakwah Masa Depan, menapak tilas Gerakan
Dakwah Pertama merupakan suatu keharusan dan juga kebutuhan, agar
Gerakan Dakwah dapat tumbuh, berkembang, besar serta memiliki kekuatan
untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan dan hambatan di masa yang
akan datang, baik dari dalam Gerakan Dakwah itu sendiri maupun yang
muncul dari luar.
Rozy Naim/www.eramuslim.com
Komentar
Posting Komentar